JepangKawai – Nonoka Tominaga adalah seorang ibu tunggal berusia akhir 30-an yang menjalani hidupnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Ia membesarkan putranya, Ren, seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun yang berbeda dari kebanyakan anak seusianya. Meski tubuhnya tinggi dan sikapnya mulai menunjukkan kemandirian, Ren masih sering memeluk ibunya—bukan karena manja, tapi karena pelukan Nonoka selalu memberinya rasa aman yang tak tergantikan. Setiap kali pulang sekolah, Ren langsung menghampiri ibunya di dapur, melingkarkan lengannya di pinggangnya, dan mengatakan, “Hari ini capek banget, tapi pelukan Ibu bikin semua tenang.”
Banyak orang di sekitar mereka mulai menganggap kebiasaan itu aneh, mengingat usia Ren yang sudah remaja. Tapi Nonoka tidak peduli. Ia tahu, dunia luar bisa kejam dan membingungkan bagi anak seusia Ren, dan jika pelukannya bisa jadi tempat berlabuh bagi anak itu, maka ia akan memeluknya selama Ren membutuhkannya. Dalam hatinya, Nonoka tahu, akan ada hari ketika Ren berhenti mencari pelukan itu—ketika ia benar-benar tumbuh dan menemukan tempat lain untuk merasa aman. Tapi untuk saat ini, selama Ren masih datang padanya dengan tangan terbuka, Nonoka akan selalu menjadi rumah yang hangat dalam dunia yang dingin.